Sabtu, 16 Oktober 2010

coba kita lihat dan pikirkan

Terkadang kita sebagai anak muda yang sedang dalam pencarian jati diri tak jarang merasakan pahitnya sakit hati. Lalu kemudian dunia terasa berakhir, semua terasa tak menyenangkan, emosi mengambil alih jiwa dan raga, dan pikiran serta akal sehat tak mampu lagi mengendalikan kita.

Namun tahukah kalian, sebenarnya semua itu adalah sebuah proses. Saya menjadi lebih optimis dalam menjalani kehidupan dan bangkit dari keterpurukan setelah saya mendengarkan seminar tentang motivasi kehidupan dari seorang rektor salah satu Universitas di Surabaya.


Memang sebagai anak muda terkadang kita harus belajar banyak dari mendengarkan dan melihat orang lain yang lebih berpengalaman dari kita. Dari situ saya belajar bahwa sebenarnya kita tak perlu hidup mendendam, disakiti ataupun menyakiti adalah hal biasa dalam kehidupan. Ada yang berkata bahwa, " Kita akan belajar membenci ketika di sakiti dan belajar dibenci ketika menyakiti!"  Pendapat itu tak salah, memang benar begitu adanya, namun akan lebih baik jika saya mengatakan bahwa, " KITA AKAN BELAJAR MEMAAFKAN KETIKA DISAKITI, dan MEMINTA MAAF KETIKA MENYAKITI" mengapa saya berkata demikian??

Karna ketika kita membenci seseorang, kita akan mendendam, dendam itu slalu memicu emosi, dan akhirnya emosi memicu konflik yang tak jarang memicu anarkisisme. Hal itu akan sangat mengganggu, karna begitu banyak pikiran dan tenaga terbuang hanya untuk memikirkan balas dendam. Ketika anda hidup dengan membawa sebuah kebencian sebenarnya anda membawa diri anda pada sebuah jurang kematian anda sendiri. Karna apa?? karna hidup dengan kebencian hanya akan membawa petaka dan kehancuran untuk kita.

Dari situ saya belajar untuk memaafkan, saya tidak memungkiri bahwa saya adalah tipe orang pendendam, tapi mulai saat ini saya harus belajar memaafkan, karna semua kesalahan yang tlah dilakukan seseorang oleh kita adalah hanya karna mereka terbatas, jika mereka sempurna, mereka tak akan melakukan kesalahan itu. Walau memang terkadang rasa amarah belum reda, tapi paling tidak saya belajar untuk mengerti, mengerti apa? mengerti tentang sebuah kehidupan. 

Ketika seseorang tak pernah menyakitiku, akupun takkan pernah bisa menjadi seorang individu yang lebih baik, aku,kamu dan kita semua  hanya akan menjadi seseorang dengan karaktert monoton dan kehidupan yang itu-itu saja, karna kita tak pernah merasakan pengalaman pahit,yang akan meneguhkan hidup kita. 

Maka dari itu,
BERTERIMA KASIHLAH pada orang yang MENYAKITIMU, karna dari situ kamu akan belajar tuk menjadi lebih tegar,
BERTERIMA KASIHLAH pada orang yang MENGKHIANATIMU, karna kamu akan belajar lebih untuk mengerti dan memahami arti sebuah kesetiaan,
dan
BERTERIMA KASIHLAH pada orang yang MENGHANCURKAN dan MENJATUHKANMU, karna disitu kamu akan belajar tuk bangkit, tuk menjadi lebih baik dan menjadi lebih kuat...

Jadi kesimpulannya adalah,
"Jangan pernah hidup mendendam karna kamu disakiti, tapi belajarlah tersenyum, karna ketika kamu tersakiti, sebenarnya itu adalah sebuah peluang dan kesempatanmu untuk bisa hidup dan menjadi pribadi yang   lebih baik"

Jadi betapa bahaginya ketika kita mau dan saling memaafkan,
ketika kita tersakiti,
ketika hati rapuh dan putus asa
jangan menyerah
buktikan pada dunia, bahwa kita setegar batu karang
ketika anda tersenyum lepas saat anda merasa tertekan
sebenarnya anda tlah menjadi seorang pribadi yang tegar!!!!!




1 komentar: